MOTO

Ada Pepatah bahwa Kalau kita ingin selalu ingat maka kita harus selalu melihat dan mendengar, tetapi untuk melihat dan mendengar tidaklah gampang kecuali orang-orang yang mengetahui tip untuk melihat dan mendengar. Oleh karena menjadi pribadi yang baik manakala baik dalam melihat mendengar melihat dan mendengar hanya sepotong-sepotong akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Kamis, 28 November 2024

Dr. Jumadi Dorong Sinergi Sektor Ekonomi Sleman untuk Pertumbuhan Berkelanjutan

Dalam rangka menyambut Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sleman tahun 2024, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orda Sleman menggelar dialog bertajuk "Peluang dan Tantangan Pembangunan Kabupaten Sleman 2024–2029." Acara yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom ini dihadiri oleh para akademisi dari berbagai bidang, yang berperan sebagai pemantik diskusi.

Dr. Jumadi, S.E., M.M., dosen Universitas Widya Mataram, membuka diskusi dari perspektif ekonomi. Beliau mengungkapkan bahwa Kabupaten Sleman memiliki berbagai sektor kunci yang berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk UMKM, pariwisata, pertanian, dan pendidikan. Beliau menyoroti bahwa sektor UMKM dan industri kreatif telah menjadi tulang punggung ekonomi lokal dan berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Di sisi lain, sektor pariwisata, dengan berbagai destinasi wisata alam, budaya, dan agrowisata, turut menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat. "Pengembangan pariwisata yang berbasis potensi lokal dapat memberikan dampak ekonomi yang luas, namun harus dikelola secara bijak agar tetap berkelanjutan," ujar Dr. Jumadi.

Meskipun demikian, Dr. Jumadi juga menggarisbawahi beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, dampak perubahan iklim, dan kebutuhan pengembangan infrastruktur. Menurutnya, salah satu langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan mendorong digitalisasi UMKM dan mengembangkan hilirisasi pada sektor pertanian. "Sinergi antar sektor harus diperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat," jelas Dr. Jumadi. Beliau optimistis bahwa dengan strategi yang tepat, Kabupaten Sleman dapat mencapai target pembangunan ekonomi yang lebih tangguh di masa depan. 

Selain Dr. Jumadi, diskusi juga diperkaya oleh pandangan dari Dr. Suharno, M.Si. (dosen Universitas Negeri Yogyakarta) yang membahas bidang pendidikan dan sosial, serta Dr. Purwadi, S.S., M.Hum. (dosen Universitas Negeri Yogyakarta) yang memaparkan perspektif seni dan budaya. Keduanya menyoroti pentingnya pembangunan yang inklusif dan mengedepankan kearifan lokal sebagai identitas Kabupaten Sleman.

Moderasi acara dipandu oleh Dyah Titis Kusuma Wardani, Ph.D., dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang memastikan diskusi berjalan interaktif dan komprehensif. Melalui acara ini, para peserta diharapkan memperoleh wawasan lebih dalam mengenai visi pembangunan Kabupaten Sleman di masa mendatang dan dapat memberikan kontribusi nyata dalam proses demokrasi di daerahnya.

Sumber:https://new.widyamataram.ac.id/content/news/dr-jumadi-dorong-sinergi-sektor-ekonomi-sleman-untuk-pertumbuhan-berkelanjutan

Rabu, 29 Mei 2024

Corona Mengurangi Efek Romadhannomic dan Meningkatkan Kualitas Ibadah

 Corona Mengurangi Efek Romadhannomic dan Meningkatkan Kualitas Ibadah



Bagi umat muslim datangnya bulan Ramadhan sangat di tunggu-tunggu, karena bulan Ramadhan bulan yang mendatangkan kebahagian bagi umat muslim di seluruh dunia termasuk di Indonesia. 

Datangnya Bulan Ramadhan selalu disambut dengan meriah, mulai dari bunyi mencon dimana-mana walupun sudah dilarang, papan nama dan spanduk yang terbentang diberbagai sudut jalan yang bertuliskan selamat datang bulan Ramadhan serta para penjual makanan musiman yang tersebar disetiap wilayah.

Bulan Ramadhan selalu mendatangkan peluang bisnis yang luar biasa, sehingga berdampak terhadap meningkatknya konsumsi rumah tangga (Ramadhannomic).

Ramadhannomic merupakan efek ekonomi yang terjadi dibulan Ramadhan, efek ini muncul karena pada saat bulan Ramadhan konsumsi rumah tangga justru meningkat, pada hal seharusnya konsumsi rumah tangga turun karena frekuensi konsumsi tangga berkurang.

Namun dalam kenyataannya, di setiap bulan Ramadhan justru konsumsi rumah tangga meningkat. Meningkatnya konsumsi rumah tangga salah satunya disebabkan oleh munculnya penawaran produk yang dari berbagai industri seperti makanan, mainan anak-anak, pakaian, pariwisata dan jasa transportasi.

Pada saat bulan Ramadhan penawaran yang banyak  diikuti oleh harga yang lebih tinggi dari pada harga diluar bulan Ramadhan, namun konsumen tetap mau membelinya. Di bulan Ramadhan juga kadang banyak prilaku yang kadang belum sesuai dengan perintah Alloh SWT.

Di bulan Ramadhan biasanya orang lebih boros padahal Alloh tidak suka terhadap orang yang boros hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Al-Isro 27 yang artinya”Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. Hal tersebut berarti ketika di bulan Ramadhan ini masih ber-prilaku boros maka dapat dikatakan menjadi saudaranya setan.

Ramadhan tahun ini terasa berbeda dibandingkan dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada bunyi-bunyian mercon, penjaja makan yang berderat-deret dijalanan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya bahkan bentangan spandukpun nyaris tidak ditemukan. Apa yang menyebakan demikian itu?

Penyebanya adalah Corona, makluk yang diutus oleh Alloh SWT untuk menyadarkan semua manusia akan lemahnya manusia bahkan dihadapan makluk yang kceil sekalipun yaitu Corona.

Corona tidak hanya merubah prilaku spiritual, prilaku sadar akan hidup sehat saja, namun Corona dapat merubah perilaku manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama kegiatan konsumsi dibulan Ramadhan tahun ini.

Pada bulan Ramadhan tahun ini manusia dapat bertindak ekonomis yaitu hemat dan cermat dalam melakukan konsumsi oleh karena itu jika diambil hikmanya bahwa Corona dapat menghilangkan efek Ramadhannomic pada tahun ini.

Namun di tengah penerapan social distancing dalam upaya untuk mencegah penyebaran dan penularan wabah Corona saat ini, bagi umat muslim yang akan tetap ingin mempertahankan ke-shallehan sosialnya (sedekah) masih dapat melakukannya.

Pemberian sedekah wujud dari ke-shallehan social, dimana tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan cara mengundang dan beramai-ramai dalam melakukan aktivitasnya (buka puasa bersama) tahun ini dapat dilakukan dengan cara bersembunyi-sembunyi.

Artinya adalah bahwa pemberian sedekah dapat dilakukan dengan cara mendatangi kepada yang berhak untuk mendapatkan sedekah tersebut misalnya dalam bentuk takjil dan sejenisnya.

Dengan cara demikian itu maka nilai ibadah tidak berkurang dari tahun-tahun sebelumnya bahkan kualitasnya meningkat karena sedekah yang baik adalah ketika sedekah itu dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi bahkan jika perlu tangan kanan yang memberi tangan kiri jangan sampai mengetahuinya.

Semoga keadaan lekas membaik yaitu (hilangnya wabah Corona) dimana saat ini manusia telah naik rasa spiritualitasnya, rasa socialnya dan rasa kekeluargaannya. 

Sumber: https://timesindonesia.co.id/kopi-times/268907/corona-mengurangi-efek-romadhannomic-dan-meningkatkan-kualitas-ibadah