Corona Mengurangi Efek Romadhannomic dan Meningkatkan Kualitas Ibadah
Bagi umat muslim datangnya bulan Ramadhan sangat di tunggu-tunggu, karena bulan Ramadhan bulan yang mendatangkan kebahagian bagi umat muslim di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Datangnya Bulan Ramadhan selalu disambut dengan meriah, mulai dari bunyi mencon dimana-mana walupun sudah dilarang, papan nama dan spanduk yang terbentang diberbagai sudut jalan yang bertuliskan selamat datang bulan Ramadhan serta para penjual makanan musiman yang tersebar disetiap wilayah.
Bulan Ramadhan selalu mendatangkan peluang bisnis yang luar biasa, sehingga berdampak terhadap meningkatknya konsumsi rumah tangga (Ramadhannomic).
Ramadhannomic merupakan efek ekonomi yang terjadi dibulan Ramadhan, efek ini muncul karena pada saat bulan Ramadhan konsumsi rumah tangga justru meningkat, pada hal seharusnya konsumsi rumah tangga turun karena frekuensi konsumsi tangga berkurang.
Namun dalam kenyataannya, di setiap bulan Ramadhan justru konsumsi rumah tangga meningkat. Meningkatnya konsumsi rumah tangga salah satunya disebabkan oleh munculnya penawaran produk yang dari berbagai industri seperti makanan, mainan anak-anak, pakaian, pariwisata dan jasa transportasi.
Pada saat bulan Ramadhan penawaran yang banyak diikuti oleh harga yang lebih tinggi dari pada harga diluar bulan Ramadhan, namun konsumen tetap mau membelinya. Di bulan Ramadhan juga kadang banyak prilaku yang kadang belum sesuai dengan perintah Alloh SWT.
Di bulan Ramadhan biasanya orang lebih boros padahal Alloh tidak suka terhadap orang yang boros hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Al-Isro 27 yang artinya”Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. Hal tersebut berarti ketika di bulan Ramadhan ini masih ber-prilaku boros maka dapat dikatakan menjadi saudaranya setan.
Ramadhan tahun ini terasa berbeda dibandingkan dengan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada bunyi-bunyian mercon, penjaja makan yang berderat-deret dijalanan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya bahkan bentangan spandukpun nyaris tidak ditemukan. Apa yang menyebakan demikian itu?
Penyebanya adalah Corona, makluk yang diutus oleh Alloh SWT untuk menyadarkan semua manusia akan lemahnya manusia bahkan dihadapan makluk yang kceil sekalipun yaitu Corona.
Corona tidak hanya merubah prilaku spiritual, prilaku sadar akan hidup sehat saja, namun Corona dapat merubah perilaku manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi terutama kegiatan konsumsi dibulan Ramadhan tahun ini.
Pada bulan Ramadhan tahun ini manusia dapat bertindak ekonomis yaitu hemat dan cermat dalam melakukan konsumsi oleh karena itu jika diambil hikmanya bahwa Corona dapat menghilangkan efek Ramadhannomic pada tahun ini.
Namun di tengah penerapan social distancing dalam upaya untuk mencegah penyebaran dan penularan wabah Corona saat ini, bagi umat muslim yang akan tetap ingin mempertahankan ke-shallehan sosialnya (sedekah) masih dapat melakukannya.
Pemberian sedekah wujud dari ke-shallehan social, dimana tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan cara mengundang dan beramai-ramai dalam melakukan aktivitasnya (buka puasa bersama) tahun ini dapat dilakukan dengan cara bersembunyi-sembunyi.
Artinya adalah bahwa pemberian sedekah dapat dilakukan dengan cara mendatangi kepada yang berhak untuk mendapatkan sedekah tersebut misalnya dalam bentuk takjil dan sejenisnya.
Dengan cara demikian itu maka nilai ibadah tidak berkurang dari tahun-tahun sebelumnya bahkan kualitasnya meningkat karena sedekah yang baik adalah ketika sedekah itu dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi bahkan jika perlu tangan kanan yang memberi tangan kiri jangan sampai mengetahuinya.
Semoga keadaan lekas membaik yaitu (hilangnya wabah Corona) dimana saat ini manusia telah naik rasa spiritualitasnya, rasa socialnya dan rasa kekeluargaannya.
Sumber: https://timesindonesia.co.id/kopi-times/268907/corona-mengurangi-efek-romadhannomic-dan-meningkatkan-kualitas-ibadah