MOTO

Ada Pepatah bahwa Kalau kita ingin selalu ingat maka kita harus selalu melihat dan mendengar, tetapi untuk melihat dan mendengar tidaklah gampang kecuali orang-orang yang mengetahui tip untuk melihat dan mendengar. Oleh karena menjadi pribadi yang baik manakala baik dalam melihat mendengar melihat dan mendengar hanya sepotong-sepotong akan membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Sabtu, 20 Februari 2021

Membangun Pikiran Positif di Balik Wabah Virus Corona

Dr. Jumadi, SE, MM

Wabah virus Corona menjadi salah satu wabah yang mendunia (pandemi) karena tidak hanya dialami oleh Negara Indonesia, namun juga dialami oleh hampir seluruh negara di dunia. Namun di balik wabah tersebut ada hikmah positif yang dapat dipetik bagi segala kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Masyarakat yang tadinya tidak begitu mempedulikan dirinya sendiri terkait status kesehatannya, dengan adanya wabah Corona ini menjadi berubah, mempunyai kepedulian diri terkait kesehatan secara fisik. Sebagai contoh yang tadinya makan sembarangan bahkan tanpa cuci tangan, dengan adanya wabah virus tersebut membuat kepedulian sebagain besar masyarakat meningkat terhadap kesehatan pribadi, orang lain dan lingkungannya.

Dalam kehidupan rumah tangga kepala rumah tangga (bapak) dan ibu rumah tangga (ibu) yang sebelumnya jarang melakukan komunikasi intens dengan keluarga karena tuntutan pekerjaan, dengan adanya wabah Corona ini komunikasi antara keluarga menjadi intens bahkan harmonis. Hal ini terlihat mulai dari aktivitas makan bersama nonton acara Televisi bersama dan bahkan kegiatan lainya. Kondisi ini disebabkan beberapa instansi juga menerapkan sistem kerja dari rumah (work from home).

Di bidang pendidikan dengan adanya wabah Corona ini diberlakukannya proses pembelajaran jarak jauh yang berbasis tehnologi informasi (online) dengan berbagai platform memberikan dampak postif bagi proses pembelajaran tersebut. Hal ini berdasarkan pengalaman penulis di Universitas Widya Mataram bahwa ketika kuliah tatap muka mahasiswa tidak mau atau bahkan tidak berani bertanya dan bersifat pasif, namjun dengan adanya kuliah online mahasiswa menjadi aktif, tidak hanya berani bertanya tetapi mahasiswa juga berani menjawab pertanyaan yang disampaikan teman-temanya di forum diskusi kuliah online tersebut. Oleh karena itu jika mau mengambil hikmah positif dari wabah ini dalam dunia pendidikan dapat menguak kemampuan mahasiswa yang selama ini tersebunyi bahkan terpendam.

Daris sisi spiritualisme, dengan adanya wabah ini masyarakat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, semakin tawakal sambil berdoa dengan cara mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya sambil menyempurnakan ikhtiarnya. Allah SWT dengan segala Kuasa-Nya menurunkan suatu kejadian bukan tanpa maksud dan tujuan, namun hanya manusia saja yang belum memahaminya. Setiap kejadian yang menurut manusia tidak baik pada dasarnya menurut Allah SWT adalah yang terbaik bagi makluk-Nya. Maka dengan kondisi seperti ini tinggal bagaimana manusia menyikapinya dengan pikiran-pikiran postif. Mengapa harus menggunakan pikiran positif?

Karena kalau dibuat siklus salah satu yang menentukan takdir itu adalah pikiran manusia itu sendiri, apakah itu takdir baik maupun takdir buruk. Mengapa demikian? Karena kalau diuraikan siklus tersebut adalah sebagai berikut: Pikiranmu adalah awal dari perkataanmu, perkataanmu adalah awal dari perbuatanmu, perbuatanmu adalah awal dari kebiasaanmu, kebiasaanmu adalah awal dari karaktermu dan karaktermu adalah menentukan takdirmu.

Tidak bermaksud menggurui bahwa setiap manusia idealnya berpikiran positif terhadap kehendak Allah SWT. Dalam situasi seperti ini pikiran postif terhadap semua kejadian akan meningkatkan kekebalan tubuh manusia termasuk melawan virus yang ada saat ini. Semoga kita senantiasa dalam lindungan dan tuntunan Allah SWT dalam berpikir dan bertindak sehingga keselamatan dan kesehatan menjadi nikmat bagi kita semuanya.

Sumber: https://bernasnews.com/membangun-pikiran-positif-di-balik-wabah-virus-corona/

Tidak ada komentar: